Menu

Mode Gelap

Hiburan · 11 Jun 2025

Fathur Razaq Anwar Angkat Kembali Karya Hasan Bahasyuan ke Panggung Dunia


					Produser Eksekutif Fathur Razaq Anwar (memegang mikrofon) memberikan penjelasan dalam konferensi pers Perbesar

Produser Eksekutif Fathur Razaq Anwar (memegang mikrofon) memberikan penjelasan dalam konferensi pers "a(R)tribute Hasan Bahasyuan" di Kampung Nelayan, Palu, Selasa (10/06/25). FOTO: istimewa

,netiz.id terhadap pelestarian dan pengembangan kreativitas muda kembali ditunjukkan oleh Fathur Razaq Anwar. Tokoh Pemuda Sulawesi Tengah yang dikenal aktif dalam berbagai dan ini menggagas sebuah monumental: merilis ulang tujuh lagu legendaris karya maestro seni budaya Sulteng, Hasan Bahasyuan.

Sebagai produser eksekutif, Fathur Razaq Anwar tak hanya mendanai, tetapi juga mengawal langsung proses kreatif hingga konsep besar proyek ini. Bekerja sama dengan Hasan Bahasyuan Institute (HBI) dan grup musik lokal The Mangge, ia berharap proyek ini menjadi jembatan antara warisan budaya masa lalu dan generasi masa kini.

“Sulawesi Tengah memiliki kekayaan intelektual yang luar biasa, tetapi belum banyak yang memberi perhatian serius. Inilah bentuk kepedulian saya agar budaya kita tidak hanya dikenal secara lokal, tapi bisa bersaing di tingkat global,” ujar Fathur dalam konferensi pers bertajuk a(R)tribut yang digelar di Kampung , Palu, Selasa (10/06/25).

Proyek ini bukan hanya soal musik, tetapi juga diplomasi budaya. Fathur menekankan pentingnya menjadikan seni sebagai wajah baru Sulawesi Tengah yang selama ini lebih dikenal karena kekayaan sumber daya alamnya.

Di bawah kepemimpinan kreatifnya, proyek ini dirancang dalam beberapa tahap: dan dokumentasi dari Juli hingga September 2025, produksi serta showcase pada Oktober–Desember 2025, dan dilanjutkan dengan tur internasional serta distribusi digital sepanjang Januari hingga Mei 2026.

Direktur HBI, Zul Fikar Usman, menyebut proyek ini sebagai langkah strategis. “Tanpa sosok seperti Fathur Razaq, mungkin proyek ini akan sulit terealisasi. Ia membawa energi dan visi besar untuk mengangkat budaya Sulteng ke panggung lebih luas,” kata Zul.

Tujuh lagu yang akan diaransemen ulang meliputi Palu Ngataku, Randa Ntovea, Kaili Kana Ku Tora, Putri Balantak, Posisani, Poiri Ngoviana, dan Salandoa. Dalam proses produksinya, proyek ini juga melibatkan musisi dari sanggar seni, paduan suara, hingga orkestra dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Karena keterbatasan fasilitas rekaman di Palu, produksi dilakukan di luar daerah dan diperkirakan rampung dalam 30 hari.

Dengan visi yang kuat dan langkah yang konkret, Fathur Razaq Anwar tak hanya menghidupkan kembali karya-karya Hasan Bahasyuan, tetapi juga memperkuat identitas budaya Sulteng di tengah arus globalisasi. Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa budaya bisa menjadi kekuatan, bukan sekadar warisan. (*)

Artikel ini telah dibaca 32 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Dari Komunikasi ke Komedi: Arifin “Lokon” Curi Perhatian di HUT Sulteng

9 Mei 2025 - 11:17

Arifin, S.I.Kom.,

Lagu Galau Tapi Rock? Ini Kolaborasi Gokil Bima Wp dan Tya Subiakto

25 April 2025 - 10:42

Bima WP

Rayakan Tahun Baru Imlek di Swiss-Belhotel Palu dengan Menu Spesial dan Promo Menginap

1 Februari 2024 - 11:28

Konser Solo Bruno Mars di Korea Selatan Memikat Hati Selebriti dan Idol K-pop

18 Juni 2023 - 18:55

Sinopsis Film ‘My Fault,Culpa Mia’ Mengisahkan Kisah Cinta Terlarang

16 Juni 2023 - 22:02

Trending di Hiburan