MOROWALI,netiz.id — Rencana pembangunan jalur pipa oleh PT Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG) untuk mengambil air baku dari Sungai Karaopa menuai penolakan keras dari warga di dua kecamatan di Kabupaten Morowali, yakni Bumi Raya dan Witaponda.
Penolakan ini mencuat setelah beredar informasi bahwa perusahaan tambang nikel tersebut tengah mempersiapkan pembangunan crossing jalur pipa dari Sungai Karaopa sumber utama pasokan air bagi lebih dari dua ribu hektare sawah milik petani di wilayah tersebut.
Bendungan Karaopa sendiri merupakan infrastruktur vital yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dan diresmikan pada tahun 2004. Bendungan ini sejak lama menjadi tulang punggung irigasi pertanian dan penopang ketahanan pangan lokal, khususnya di tengah tekanan industri pertambangan yang terus meluas di Morowali.
Muhammad Azmy, salah satu warga Witaponda, mengatakan Sungai Karaopa mengairi sekitar 13 desa di dua kecamatan. Ia menilai pengambilan air oleh perusahaan akan memperparah kondisi petani yang saat ini saja sudah kesulitan mengakses air, terutama saat musim kemarau.
“Air dari Sungai Karaopa digunakan untuk menyuplai lebih dari dua ribu hektare sawah petani. Kalau perusahaan juga ikut ambil, kami petani akan semakin susah,” ujar Azmy, Sabtu (03/05/25).
Ia juga mengungkapkan keresahan warga atas aktivitas awal perusahaan yang disebut-sebut telah melakukan penanaman pipa di Desa Marga Mulya menuju Sungai Karaopa.
“Seluruh masyarakat saat ini gelisah dan meminta agar rencana itu dibatalkan secara permanen, karena akan berdampak negatif pada petani dan keberlangsungan lumbung pangan Morowali,” lanjutnya.
Sebagai bentuk penolakan, warga dari Kecamatan Bumi Raya dan Witaponda berencana menggelar aksi damai di kawasan PT BTIIG pada Senin, 5 Mei 2025 mendatang. Mereka menuntut perusahaan menghentikan seluruh rencana pengambilan air dari Sungai Karaopa dan menghormati kepentingan masyarakat lokal. (*)