PALU,netiz.id — Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Tani Merdeka, H. Nandang Soedrajat, mengungkapkan bahwa pemerintah melalui berbagai skema bantuan terus mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Nandang usai melantik pengurus Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah periode 2025–2030, yang digelar di Ruang Pogombo, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Sabtu (05/07/25).
Ia menyebut, salah satu skema bantuan yang telah disederhanakan adalah subsidi pupuk. Jika sebelumnya pengaturan pupuk melibatkan 145 regulasi di 12 kementerian dan lembaga, kini cukup dengan satu peraturan presiden, distribusinya langsung dari pabrik ke pengecer dan petani. Hal ini dinilai sebagai langkah pemangkasan birokrasi yang signifikan.
Selain pupuk, bantuan benih juga disalurkan meski alokasinya terbatas. Wilayah-wilayah prioritas tetap mendapat dukungan, asalkan memiliki data CPCL (Calon Petani Calon Lahan) yang valid.
Untuk mendukung mekanisasi pertanian, DPP Tani Merdeka turut mendorong distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan). “Kini bantuan alsintan langsung ke kelompok tani. Mulai dari traktor, drone, transplanter hingga combine harvester. Setiap kabupaten diharapkan memiliki brigade pertanian yang bertugas mendistribusikan sesuai kebutuhan blok lahan masing-masing,” jelas Nandang.
Menurutnya, mekanisasi akan mempercepat pola tanam dan panen, sekaligus meningkatkan efisiensi usaha tani.
Nandang juga menyoroti perubahan kebijakan Bulog yang kini langsung membeli gabah dari petani. “Dulu Bulog menyerap beras dari pengusaha, sekarang langsung dari sawah petani. Harganya pun naik menjadi Rp6.500 per kilogram, ini bukti keberpihakan pada petani,” tegasnya.
Di bidang hilirisasi, ia menjelaskan bahwa sekitar 51 persen alokasi program diarahkan untuk mendukung UMKM dan petani kecil. Ia mencontohkan potensi pengembangan komoditas seperti kelapa, kakao, dan kopi di Sulawesi Tengah yang bisa segera diakomodasi jika datanya lengkap.
“Saat ini kami sedang menyusun skema percepatan swasembada pangan tahap lanjutan. Targetnya bukan hanya beras, tapi juga jagung, kedelai, bawang putih, dan komoditas strategis lainnya,” ungkap Nandang.
Ia pun menantang Sulawesi Tengah untuk mengambil peran sebagai pilot project nasional pengembangan komoditas unggulan. “Berapa luas lahan yang siap ditanami kedelai atau bawang putih? Ini peluang besar untuk petani lokal. Mengapa harus menguntungkan negara lain kalau kita bisa menanam sendiri?” pungkasnya. (KB)