Menu

Mode Gelap

Daerah · 5 Jul 2025

Sekjen Tani Merdeka Sebut Sulteng Punya Potensi Besar untuk Swasembada


					Sekretaris Jenderal DPP Tani Merdeka, H. Nandang Soedrajat (tengah, mengenakan topi adat), berfoto bersama pengurus DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Palu usai pelantikan di Ruang Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng, Sabtu (05/07/25). FOTO: netiz.id Perbesar

Sekretaris Jenderal DPP Tani Merdeka, H. Nandang Soedrajat (tengah, mengenakan topi adat), berfoto bersama pengurus DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Palu usai pelantikan di Ruang Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng, Sabtu (05/07/25). FOTO: netiz.id

PALU,netiz.id — Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Tani Merdeka, H. Nandang Soedrajat, mengungkapkan bahwa pemerintah melalui berbagai skema terus mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Nandang usai melantik pengurus Dewan Pengurus Wilayah (DPW) periode 2025–2030, yang digelar di Ruang Pogombo, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Sabtu (05/07/25).

Ia menyebut, salah satu skema bantuan yang telah disederhanakan adalah subsidi pupuk. Jika sebelumnya pengaturan pupuk melibatkan 145 regulasi di 12 kementerian dan lembaga, kini cukup dengan satu peraturan presiden, distribusinya langsung dari pabrik ke pengecer dan petani. Hal ini dinilai sebagai langkah pemangkasan birokrasi yang signifikan.

Selain pupuk, bantuan benih juga disalurkan meski alokasinya terbatas. Wilayah-wilayah prioritas tetap mendapat dukungan, asalkan memiliki CPCL (Calon Petani Calon Lahan) yang valid.

Untuk mendukung mekanisasi pertanian, DPP turut mendorong distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan). “Kini bantuan alsintan langsung ke kelompok tani. Mulai dari traktor, drone, transplanter hingga combine harvester. Setiap kabupaten diharapkan memiliki brigade pertanian yang bertugas mendistribusikan sesuai kebutuhan blok lahan masing-masing,” jelas Nandang.

Menurutnya, mekanisasi akan mempercepat pola tanam dan panen, sekaligus meningkatkan efisiensi usaha tani.

Nandang juga menyoroti perubahan kebijakan yang kini langsung membeli gabah dari petani. “Dulu Bulog menyerap beras dari , sekarang langsung dari sawah petani. Harganya pun menjadi Rp6.500 per kilogram, ini bukti keberpihakan pada petani,” tegasnya.

Di bidang hilirisasi, ia menjelaskan bahwa sekitar 51 persen alokasi program diarahkan untuk mendukung UMKM dan petani . Ia mencontohkan potensi pengembangan komoditas seperti kelapa, kakao, dan kopi di Sulawesi Tengah yang bisa segera diakomodasi jika datanya lengkap.

“Saat ini kami sedang menyusun skema percepatan swasembada tahap lanjutan. Targetnya bukan hanya beras, tapi juga jagung, kedelai, bawang putih, dan komoditas strategis lainnya,” ungkap Nandang.

Ia pun menantang Sulawesi Tengah untuk mengambil peran sebagai pilot project nasional pengembangan komoditas unggulan. “Berapa luas lahan yang siap ditanami kedelai atau bawang putih? Ini peluang besar untuk petani lokal. Mengapa harus menguntungkan negara lain kalau kita bisa menanam sendiri?” pungkasnya. (KB)

Artikel ini telah dibaca 60 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Tindak Lanjut Arahan Gubernur, Pemprov Sulteng Pantau Harga dan Stok Beras

16 Juli 2025 - 06:30

Pemprov Sulteng

DPRD Sulteng Dukung Pelestarian Budaya Lewat Lomba Desain Logo dan Permainan Tradisional

16 Juli 2025 - 06:21

DPRD SULTENG

Muchsin Ali Serap Aspirasi Warga Jalan Labu Lorong III, Infrastruktur dan UMKM Jadi Prioritas

15 Juli 2025 - 22:42

Dprd Palu

Dukung Ekonomi Biru, Anwar Hafid Hadiri Rakernis Penataan Ruang Laut KKP

15 Juli 2025 - 18:20

Gubernur Sulteng, Anwar Hafid

Harga Beras Melonjak, Anggota DPRD Palu Desak Pemkot Ambil Langkah Antisipatif

15 Juli 2025 - 06:36

Anggota DPRD Kota Palu, Nurhalis Nur

Respon Cepat Kadinsos Palu Saat Banjir Landa Kampung Baru

15 Juli 2025 - 05:38

Dinsos kota palu
Trending di Daerah