PALU,netiz.id — Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE didampingi Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK.,M.Kes secara simbolis meresmikan Revitalisasi Taman Nasional depan Gedung Juang. Kamis (29/12/22)
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Hadianto Rasyid serta pemotongan pita dan pemencetan sirine bersama unsur Forkopimda Kota Palu dan pejabat terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menyampaikan peresmian yang dilakukan ini akan menjadi sejarah Pemerintah Kota (Pemkot) Palu bersama pihak Alfamidi di Kota Palu yang telah menyelesaikan revitalisasi Taman Nasional yang sudah cukup lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kota Palu.
Hadi sapaan akrabnya menceritakan setelah dirinya dilantik menjadi Wali Kota, beberapa selang waktu dirinya mengundang pihak Alfamidi dan menyampaikan keinginannya terkait desain revitalisasi Taman Nasional yang baru.
“Memang sangat berat bagi Alfamidi apalagi ketemu dengan Wali Kota yang sangat cerewet. Sampai akhirnya pimpinan Alfamidi dari Jakarta mendatangi saya, dan menyampaikan semoga usulan saya bisa diterima. Alhamdulillah Alfamidi menerima itu dan kita melakukan perbaikan. Padahal waktu itu taman ini sudah sekitar 90% selesai,” Ujarnya.
Menurut Hadi, perubahan yang dilakukan oleh dirinya dari yang sebelumnya juga sekitar 90%, namun demikian akhirnya revitalisasi Taman Nasional dapat rampung di penghujung tahun 2022.
Mewakili masyarakat Kota Palu, orang nomor satu di kota Palu itu menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas program CSR yang dikeluarkan oleh pihak Alfamidi dalam menyediakan pembiayaan revitalisasi Taman Nasional Kota Palu.
Hadi juga menjelaskan ada beberapa hal alasan dirinya merevitalisasi Taman Nasional dengan konsep yang ada, dimana sesuai pesan Bung Karno Presiden RI pertama adalah Jas Merah atau Jangan Sekali-sekali Meninggalkan dan Melupakan Sejarah.
“Taman Nasional merupakan taman yang mendeklarasikan Kota Palu masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekitar 6 dekade yang lalu atau 60an tahun yang lalu,” Katanya
“Ini menunjukkan bahwa Taman Nasional ini merupakan taman yang memiliki sejarah khusus bahwa di taman inilah diproklamasikannya Kota Palu masuk dalam NKRI. Sehingga diharapkan konsep taman ini adalah taman yang inklusif, integratif, dan kontekstual,” Tuturnya menambahkan.
Hadi juga mengatakan dari lingkungan yang dapat dilihat bahwa Taman Nasional menyiapkan ruang yang sangat terbuka bagi masyarakat, tidak mengenal usia baik anak-anak, remaja, orang tua, bahkan Lansia pun juga bisa memanfaatkan taman ini dalam segala aktivitas.
“Di Taman Nasional ini juga diletakkan beberapa catatan-catatan sejarah yang ditempelkan di dinding-dinding taman yang dapat dilihat oleh masyarakat,” Ucapnya
Hadi juga menjelaskan lagi filosofi properti yang ada di taman tersebut yang terdiri dari kolam air melingkar dan ditengahnya berdiri sebuah tugu berbentuk lingkaran spiral.
Hadi menuturkan bahwa Kolam air melingkar, katanya bermakna kesejukan. Dimana Kota Palu adalah kota yang panas namun dengan kesejukan hati dari masyarakatnya maka akan menyejukkan kota ini yang letaknya sangat dekat dengan garis khatulistiwa.
Kemudian makna lingkaran spiral pertama menggambarkan sebuah putaran yang memiliki arti sebagai putaran waktu yang terus bergerak dan tidak pernah bertemu dengan awal geraknya.
“Putaran waktu itu menunjukkan bahwa Taman Nasional ini merupakan perwujudan bagaimana Palu di awalnya sampai dengan Palu di masa yang akan datang. Palu akan terus berputar dengan semua situasi dan kondisi dinamikanya,” Jelasnya.
Selain itu, kata dia, sculpture atau patung lingkaran tersebut juga diartikan sebagai gambaran sebuah gelombang, dimana masyarakat Kota Palu adalah masyarakat yang kuat terhadap begitu banyak cobaan seperti di tahun bencana di tahun 2018 silam.
Terakhir, Wali Kota mengatakan pihaknya telah menyiapkan dudukan tugu yang akan diletakkan patung berupa patung Burung Garuda yang diharapkan pihak Alfamidi bisa mengalokasikan kembali CSR-nya.
Patung Burung Garuda diletakkan di bagian belakang lingkaran spiral dimaksudkan agar ketika masyarakat memandang dari Gedung Juang maka akan nampak Burung Garuda berada di tengah lingkaran spiral tersebut.
“Burung Garuda merupakan lambang negara kita yang memiliki makna persatuan dan kesatuan. Maka ketika kita melihat dari Gedung Juang, posisi Burung Garuda berada di tengah sculpture yang mengartikan bahwa kesatuan dan persatuan kita di Kota Palu terbungkus dengan baik. Serta terbingkai dengan satu kesatuan yang baik pula,” Pungkasnya. (***)