NETIZ.ID,Donggala – Kekisruhan yang terjadi di Madrasah Aliyah desa Surumana, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala itu sudah lama berlangsung, kisruh antara kepala Madrasah dan Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU). Pada akhirnya merembet ke guru-guru serta staf madrasah.
Hal itu dikatakan Kakanwil Ulya Taha yang ditemui dikantronya. Kamis (27/1/2022)
Ulya menjelaskan kisruh yang terjadi di Madrasalah Alliayah desa Surumana itu sudah lama berlangsung, kisruh antara kepala Madrasah dan Kaur TU. Pada akhirnya merembet ke guru-guru serta staf madrasah.
Menurutnya salah satu penyebabnya yakni kepala madarasah dinilai otoriter dalam tanda petik, kemudian ada hak guru terlambat dibayar, ada tugas Kaur TU kadang-kadang tidak diberikan kepala madrasah,
“ini kisruh anatara kepala Madrasah dengan Kaur TU nya, sudah lama ini, saya belum jadi kepala Kakanwil disini, informasi kami dapat Pjs Kakanwil sebelumnya sudah memediasi keduanya tapi gagal, buktinya terjadi lagi perseteruan,” Kata Ulya taha
Ia melanjutan masyarakat sekitar menuntut masalah tunjangan guru, dengan PIP di madrasah itu terkotak-kotak ada kelompok kepala madarasah dan ada kelompoknya Kaur TU.
“Saya sudah memanggil kedua pihak yang berseteru (kepala madrasah dan Kaur TU) untuk mendamaikan dan mencari solusi,” Ucapnya
“Baru saja mereka saya mediasi di kantor ini, saya tegaskan ke mereka berdua ini mediasi yang kedua kali, kedua kali saya tegas tidak mau kompromi, kalau dilanggar saya hukum penegakan disiplin saya non job kan, kepala madarah menjadi guru biasa, kaur TU akan menjadi guru biasa juga,” Tambahnya
Disinggung dugaan komitmen fee di proyek pembangunan RKB MAN dengan nilai 3M, Ulya menjawab itu tidak ada dan tidak benar.
“Saya pastikan fee proyek tidak ada, pembangunan atau proyek MAN mulus saja tidak ada persoalan, madrasah itu termasuk tingkat progres berjalan bagus, tidaka ada apa-apa, tidak fee”tutupnya.
Terpisah kepala Madrasah MAN Surumana Jaiz Ahmad yang dikonfirmasi di kediamanya di Silae selasa sore kemarin membantah semua tudingan masyarakat yang melakukan penyegelan sekolah yang dipimpinnya.
“Tidak usah direkam saya bicara, saya tidak ada masalah dengan masyarakat sekitar yang menyegel sekolah, saya akan melapor polisi, saya mengamankan madrasah, saya akan lapor polisi, tidak ada fee proyek, saya tidak pernah ketemu dengan kontarktornya,”Sebutnya dengan nada sedikit tinggi.
“saya sudah terlalu lama bersabar, kalau tetap mengganggu kegiatan belajar, siapa yang coba halangi anak-anak belajar mereka mau ujian, berhadapan dengan hukum, saya mau lapor polisi, bahkan ada satpam sekolah, bukan mengamankan Cuma melawan saya, merusak meja, dia tumbuk sampe rusak, saya tidak nyaman, saya sabar, saya akan lapor polisi, dana PIP dana pusat, tidak ada masalah, bukan kepala madrasah yang pegang dana PIP, termasuk gaji guru langsung ke rekening, ada guru yang nakal Yulianti namanya mengajar dua tempat di MTS Tosale juga dia mengajar, dia itu yang menyebabkan lambat, ubah ke operator saya namanya Budi, ini jangan dibawa ke politik.” Ucapnya dengan nada tinggi.
Terpisah Kepala kantor agama kabupaten Donggala (Kandepag) Rusdin S,Ag,MM yang dikonfirmasi dikantronya membenarkan adanya aksi penyegelan sekolah madrasah di desa Surumana.
“Iya benar ada demo masyarakat menyegel sekolah.” Katanya
Diketahui Madrasah aliyah negeri Desa Surumana kecamatan Banawa selatan disegel masyarakat sekitar selasa kemarin.
Penyegelan Sekolah yang berada diperbatsan Donggala dengan Kabupaten Pasangkayu itu dipicu oleh sikap “arogan” kepala Madrasah Jaiz Ahmad, yang juga berimbas ke persoalan pemabungan sekolah madrasah yang nilai proyeknya mencapai 3M. (KB/*)