NETIZ.ID,Donggala — Pembangunan tambak udang vaname di Desa Lombonga terus menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Meski sebagian masyarakat telah sepakat bekerja sama dengan PT Esaputlii Prakarsa Utama, namun tak sedikit pula yang masih menolak lahannya untuk dijadikan tambak udang vaname dengan sistem inti plasma.
Sabtu 23 April 2022, PT Esaputli melaksanakan dialog publik dengan mengundang semua masyarakat pemilik lahan serta pemerintah dan unsur forkopimda.
Meski pihak perusahaan akan merubah skema kerja sama dari inti plasma ke sistem plasma dengan bagi untung yang naik dua kali lipat, namun masih ada sejumlah masyarakat masih enggan untuk bekerja sama.
Sekretaris Daerah Donggala, Rustam Effendi yang ditemui di kantornya, Selasa 26 April 2022 mengakui mengikuti dialog publik yang dilaksanakan di Desa Lombonga pada Sabtu (23/4/2022).
“Masyarakat Desa Lombonga dikumpul di kantor desa dialog publik,” katanya.
Pihak perusahaan bersama Pemkab akan memfasilitasi untuk melakukan rapat dengan masyarakat yang belum bersepakat. Rencananya, kata Sekkab, rapat itu akan dilakukan usai hari raya idul fitri mendatang.
Ditambahkannya setelah lebaran nanti akan ada rapat khusus untuk masyarakat yang belum menyepakati adanya tambak udang di Lombonga.
“Masyarakat Lombonga sebagian sudah sepakat, tapi masih ada juga yang belum. Jadi nanti setelah lebaran akan rapat lagi khusus untuk masyarakat yang belum sepakat,” tekannya.
Sementara itu, perwakilan PT Esaputlii Dadang Bachmid ditanya terkait hasil peretemuan di Kantor Desa Lombonga menolak berkomentar.
“Saya sudah puasa berbicara le,” singkatnya saat ditemui di kantor Dinas Perikanan, Senin kemarin. (KB/*)