NETIZ.ID,Donggala — Setelah mengikuti seleksi selama kurun waktu dua tahun, tahun ini Masudin Radja meraih penghargaan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) di Nusa dua, Bali pada tanggal 27 Juni 2022 mendatang.
Pria kelahiran Desa Toaya kecamatan Sindue kabupaten Donggala ini memang dikenal sebagai penggiat anti narkoba semenjak kuliah di Akademi Perawat Wijayakusuma Jakarta.
Saat dikonfirmasi, Masudin mengatakan pada saat itu Keluarga besarnya menginginkan ia menjadi guru. Namun ia memilih Sekolah Perawat Kesehatan Palu, yang mengantarkannya kuliah di Akademi Perawat Wijayakusuma Jakarta.
“Disanalah kali pertama saya berinteraksi bertemu dan menyaksikan bagaimana korban penyalahgunaan NAPZA saat praktik di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Fatmawati Cilandak Jakarta (RSKO), hal inilah yang mendorong dan memotivasinya untuk berbuat, bergerak dalam upaya penyelematan anak bangsa generasi masa depan,” Tuturnya. Sabtu (25/6/2022)
Pria yang dikenal aktif dalam organisasi semasa sekolah dasar sampai perguruan tinggi aktif dalam organisasi, baik OSIS maupun BEM. Ia pernah menjadi Ketua OSIS di SD No. 1 Donggala demikian pula saat sekolah di SMP 2 Donggala.
Ia juga menyelesaikan Magister Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
“Sekembalinya dari Jakarta pada tahun 1993, Saya bergabung di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Donggala dimana setiap tahunnya menyelenggarakan lomba pidato, dengan mengangkat tema masalah narkotika, tauran, kenakalan remaja, lingkungan hidup dan kependudukan,” Katanya
Selain itu kata dia, dengan beberapa teman mendirikan organisasi ANAK DEKER yang menjadi tempat berbagi dan beraktifitas pemuda dan remaja kota Palu.
Masudin juga berkesempatan menyelesaikan Sarjana Sains Terapan di Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 1999, ia sempat menjadi Ketua Asrama Mahasiswa Sulawesi Tengah dan membuatnya semakin miris saat melihat banyak mahasiswa gagal kuliah kerena mengkonsumsi ganja dan sejenisnya.
Lebih lanjut, Pada tahun 2000, ia mendapatkan beasiswa dari Kementerian Kesehatan untuk studi S2, sengaja mengambil ilmu kesehatan masyarakat konsentrasi pendidikan promosi kesehatan dan ilmu perilaku dengan harapan sekembalinya kekampung halaman dapat beraktifitas untuk meningkatkan perilaku gaya hidup sehat.
“Sekembali dari Jakarta tahun 2003, Saya sangat miris melihat perilaku penyalagunaan NARKOTIKA dan seks bebas yang mengakibatkan HIV-AIDS semakin marak melanda remaja dan pemuda,” Keluhnya
Masudin, bergabung pada KOMISI PENANGGULANGAN AIDS daerah Sulawesi Tengah dan menjadi kader Badan Narkotika Propinsi (BNP) saat itu dipimpin oleh Wakil Gubernur sebagai KALAKAR.
Hal inilah membuatnya sampai saat ini semakin gencar untuk melakukan promosi, kampanye anti NARKOTIKA untuk memberi pemahaman melatih, memotivasi agar pemuda, remaja, anak sekolah dan mahasiswa baik diorganisasi, BEM, HMJ, UKM-UKM, di masjid maupun gereja agar mereka menjadi paham, mengerti, tahu, mau dan mampu beperilaku untuk tidak menyalahgunakan narkotika dan melakukan seks bebas.
Ia pun berharap dengan penghargaan ini terus memotivasi dirinya untuk membantu pemerintah dalam pemberantasan pengedaran narkoba di Indonesia, Terlebih khusus di Sulawesi Tengah. Demikian Masudin Radja. (KB/MR)