MAROS,netiz.id — Ketua Wilayah V Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI), Arfan Nursyamsi, mendorong pembentukan Kementerian Peternakan sebagai upaya strategis memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.
Hal tersebut ia sampaikan dalam seminar yang digelar di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (20/06/25). Arfan yang juga mahasiswa Universitas Tadulako menilai, sektor peternakan selama ini kurang mendapat perhatian karena masih berada di bawah Kementerian Pertanian yang cakupan kerjanya terlalu luas.
“Sudah saatnya sektor peternakan berdiri sendiri. Ini bukan sekadar pemisahan birokrasi, tapi bentuk keseriusan negara dalam menjamin ketersediaan protein hewani dan memberdayakan peternak rakyat,” ujar Arfan yang akrab disapa Ujang.
Menurutnya, kehadiran kementerian khusus akan memungkinkan fokus lebih besar terhadap penanganan penyakit hewan, distribusi pakan, pengembangan bibit unggul, digitalisasi peternakan, hingga ekspor produk ke luar negeri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor peternakan menyumbang sekitar 13 persen terhadap PDB pertanian nasional dan menyerap jutaan tenaga kerja di pedesaan. Meski demikian, kontribusi besar tersebut dinilai belum sebanding dengan perhatian pemerintah.
Tak hanya aspek ekonomi, Arfan juga menyoroti isu lingkungan. Ia mengatakan, regulasi khusus diperlukan untuk mengelola limbah dan emisi gas rumah kaca dari industri peternakan modern. “Kementerian ini bisa jadi pelopor sistem peternakan ramah lingkungan dan berbasis teknologi hijau,” tambahnya.
ISMAPETI menilai Indonesia memiliki potensi besar dalam industri peternakan. Namun tanpa lembaga khusus yang menangani secara terfokus, potensi tersebut akan sulit dioptimalkan. (KB)