Menu

Mode Gelap

Daerah · 6 Mar 2025

Dana Bagi Hasil Rendah, Gubernur Sulteng Soroti Pajak Perusahaan Tambang


					Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng, Anwar Hafid - Reny Lamadjido. FOTO: TIM Perbesar

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng, Anwar Hafid - Reny Lamadjido. FOTO: TIM

,netiz.idGubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menyoroti rendahnya dana bagi hasil dari sektor tambang yang diterima daerah, khususnya di wilayah Morowali dan Morowali Utara. Hal itu disampaikan saat bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulteng di Ruang Kerja Gubernur, Kamis (06/03/25).

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Anwar Hafid menegaskan bahwa rendahnya penerimaan bukan hanya disebabkan oleh minimnya potensi, tetapi juga lemahnya pengawasan serta kurangnya keberanian pemerintah daerah dalam menagih kewajiban .

“Kita tidak boleh takut menagih hak kita. Jangan sampai alasan investasi membuat daerah kita hanya menjadi penonton di tengah maraknya eksploitasi sumber daya alam,” ujar Anwar Hafid.

Anwar juga menyebutkan bahwa penerimaan dana bagi hasil selama ini sangat kecil. Ia menegaskan bahwa Presiden terpilih telah memberikan arahan agar daerah tidak takut menagih hak dan mendorong investasi dengan aturan yang lebih tegas demi kesejahteraan masyarakat.

Gubernur mengajak BPKP untuk bersinergi dalam memastikan potensi pajak benar-benar masuk ke kas daerah tanpa celah bagi perusahaan untuk menghindari kewajiban mereka. Optimalisasi pajak dinilai bukan hanya soal peningkatan pendapatan daerah, tetapi juga sebagai wujud keadilan bagi masyarakat.

Kepala BPKP Sulteng, Edy Suharto, mengungkapkan terdapat potensi pajak yang belum tergarap maksimal, seperti pajak air permukaan dan pajak alat berat. Selain itu, banyak perusahaan tambang belum transparan dalam penyaluran dana Corporate Social Responsibility ().

Dalam evaluasi , BPKP menemukan hanya tiga dari 10 BUMD yang aktif, dua di Palu dan satu di Banggai, namun kontribusinya terhadap perekonomian daerah dinilai masih minim. BPKP juga menangani 51 kasus penyimpangan administrasi dalam enam tahun terakhir di berbagai sektor.

Edy Suharto juga menyebut bahwa Morowali memiliki sekitar 102 ribu tenaga kerja lokal dan 19 ribu tenaga kerja asing. Meski terbuka menurun, hambatan investasi masih terjadi, terutama pada aspek perizinan, keterbatasan SDM , serta kurangnya pemahaman sistem Online Single Submission (OSS).

BPKP turut merekomendasikan agar pemerintah daerah memperkuat koordinasi dengan Bappenas, memperbaiki tata kelola BUMD, serta menyusun perencanaan berbasis riset dan kebutuhan masyarakat, termasuk regulasi penyaluran dana CSR ke sektor . (KB/*)

Artikel ini telah dibaca 93 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Tindak Lanjut Arahan Gubernur, Pemprov Sulteng Pantau Harga dan Stok Beras

16 Juli 2025 - 06:30

Pemprov Sulteng

DPRD Sulteng Dukung Pelestarian Budaya Lewat Lomba Desain Logo dan Permainan Tradisional

16 Juli 2025 - 06:21

DPRD SULTENG

Muchsin Ali Serap Aspirasi Warga Jalan Labu Lorong III, Infrastruktur dan UMKM Jadi Prioritas

15 Juli 2025 - 22:42

Dprd Palu

Dukung Ekonomi Biru, Anwar Hafid Hadiri Rakernis Penataan Ruang Laut KKP

15 Juli 2025 - 18:20

Gubernur Sulteng, Anwar Hafid

Harga Beras Melonjak, Anggota DPRD Palu Desak Pemkot Ambil Langkah Antisipatif

15 Juli 2025 - 06:36

Anggota DPRD Kota Palu, Nurhalis Nur

Respon Cepat Kadinsos Palu Saat Banjir Landa Kampung Baru

15 Juli 2025 - 05:38

Dinsos kota palu
Trending di Daerah