MOROWALI,netiz.id – Warga Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dibuat heboh dengan beredarnya gambar Surat Kesepakatan antara empat kepala desa dengan perusahaan tambang nikel PT Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG).
Surat Kesepakatan itu ditandatangani oleh Kepala Desa Harapan Jaya, Beringin Jaya, Limbo Makmur, dan Lasampi, yang menyetujui rencana pembangunan jalur pipa dari Sungai Karaopa menuju kawasan industri milik PT BTIIG. Dalam dokumen tersebut, terdapat empat poin kesepakatan yang menjadi perhatian masyarakat.
Namun, rencana itu memicu penolakan warga. Mereka khawatir pembangunan pipa tersebut akan berdampak buruk pada lahan pertanian, khususnya sawah yang selama ini bergantung pada aliran air dari Sungai Karaopa.
Merespons penolakan tersebut, keempat kepala desa akhirnya mencabut kesepakatan. Pembatalan dilakukan melalui musyawarah bersama yang dipimpin Camat Bumi Raya pada (28/04/25)
Kepala Desa Harapan Jaya, Muryanto, membenarkan hal itu saat ditemui pada Rabu (30/04/25) sore. Ia menegaskan bahwa pihaknya bersama tiga kepala desa lainnya telah membuat Surat Pembatalan Kesepakatan.
“Kami sudah melakukan rapat dengan Pemerintah Kecamatan pada 28 April lalu. Dalam rapat tersebut, kami sepakat menarik kembali komitmen yang sempat dibuat dengan PT BTIIG,” kata Muryanto.
Ia juga meluruskan bahwa surat kesepakatan sebelumnya hanya membahas rencana pembangunan jalur pipa yang melewati lahan masyarakat. Tidak ada pembahasan terkait pengambilan air dari Sungai Karaopa.
“Yang kami bahas hanya jalur pipa yang melewati lahan warga. Jika ada lahan yang dibebaskan, itu atas permintaan masyarakat. Soal air sungai, itu wewenang Balai, bukan kepala desa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muryanto mengatakan bahwa meski jalur pipa tetap dirancang untuk melintasi wilayah tersebut, pihak perusahaan berkomitmen tidak akan mengganggu aktivitas warga, dan masyarakat pun masih bisa memanfaatkan jalur itu.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Muryanto mewakili tiga kepala desa lainnya menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi.
“Saya mewakili teman-teman kepala desa lainnya memohon maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang terjadi. Semoga hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari,” pungkasnya. (*)